Oleh: Dr. Zulkarnain Jalil, M.Si.


Peneliti Fisika Material dan Mineral Alam dari Program Studi Magister Pendidikan IPA Program Pascasarjana Universitas Syiah Kuala (MPIPA PPs Unsyiah), Dr Zulkarnain Jalil MSi mengatakan, mineral dalam batu giok tergolong kaya. Ada kalsium, magnesium, besi, natrium, bahkan mineral silikat.

Nah, mineral ini merupakan suplemen bagi tubuh, misalnya, untuk melancarkan sirkulasi darah, meningkatkan kinerja, dan efisiensi tubuh. Itu sebab saat ini sebagian orang menggunakan batu giok untuk pemijatan dengan label “terapi giok”.

Begitupun, Zulkarnain meminta warga bersikap rasional saja dalam menyikapi batu alam tersebut. Soalnya, ada saja warga yang percaya bahwa beberapa batu punya “penunggu” atau “penghuni”, mampu mengusir roh jahat, ataupun kepercayaan magis lainnya. “Sesungguhnya hal itu tidak benar sama sekali. Hal ini perlu diluruskan agar tidak menyimpang dan mengotori keimanan kita. Pendeknya, janganlah percaya takhayul,” kata Kepala Laboratorium Fisika Material FMIPA Unsyiah tersebut.

Dia tambahkan, batu giok memang punya sifat tahan gores, tahan panas, dan terasa dingin di kulit. “Secara ilmiah, sifat tahan gores ini dapat dipertanggungjawabkan, karena kekerasan batu giok lumayan tinggi. Untuk giok nefrit kekerasannya sekitar 6,5 dan giok jadeit 7,0 pada skala Mohs,” sebut Zulkarnain.

Menurutnya, berdasarkan hasil observasi yang ia lakukan dengan teknik difraksi sinar-X menggunakan perangkat X-Rays Diffractometer (XRD), beberapa jenis bahan tambang di Aceh ternyata memiliki mineral bernilai tinggi. Misalnya, pasir besi (disebut juga pasir hitam) yang ada di pesisir pantai. Pasir jenis ini mengandung mineral jenis magnetite (Fe3O4) yang sangat dominan, mencapai 90%. “Nah, di dunia industri, mineral ini banyak dipakai untuk aplikasi bidang biomedis/kedokteran,” kata Zulkarnain.

Pihaknya saat ini juga sedang melakukan proses pengayaan (enrichment) magnetite dengan teknologi nano. Lalu, bagaimana dengan batu giok yang sedang heboh di Aceh saat ini?

“Kami memang tidak secara khusus meneliti mineral ini. Namun diyakini, dengan perangkat XRD yang kami miliki, akan mampu mendeteksi jenis mineral tertentu yang ada dalam giok secara detail. Patut dicermati bahwa batu giok pada umumnya tersusun dari beberapa mineral. Sangat sulit dijumpai giok yang tersusun oleh satu jenis mineral saja. Ada dua jenis senyawa dalam batu giok, yakni jenis Nephrite (yang memiliki formula kimia Ca2(Mg,Fe)5Si8O22(OH)2) dan Jadeite (NaAlSi2O6),” sebut Zulkarnain Jalil.

Baik jenis nefrit maupun jadeit sama-sama tahan gores, tahan panas, dan terasa dingin di kulit. Secara ilmiah, sifat tahan gores kedua jenis batu permata ini dapat dipertanggungjawabkan, karena kekerasan batu giok lumayan tinggi.

Nah, para pemburu atau penggila giok, mungkin dapat memakai uji tahan gores ini sebagai metode pertama untuk membedakan giok asli dengan yang palsu.

Bagikan Tulisan Dosen ini

Tulisan Dosen Lainnya